RENUNGAN: Menggapai Ridho Allah...




Saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT !
Sudah sepatutnyalah kita bersyukur kepada Allah SWT, dan segala puja-puji hanyalah milik Allah SWT. Dialah Ar-Rahman Ar-Rahim yang senantiasa melimpahkan berbagai nikmat, rahmat, ampunan, serta hidayah. begitu besar karunia-Nya kepada kita ummat manusia sehingga hendaknya kita malu kepada Allah dari hari-hari kita yang berisi dosa dan maksiat kepada-Nya. sebaliknya mestinya kita dapat mempersembahkan kesungguhan kita untuk menjadi orang-orang bertaqwa kepada Allah SWT.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada seorang figur teladan yang diangkat menjadi kekasih Allah yakni baginda Nabi Muhammad Rasulullah, beserta para keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang shalih yang mengikutinya sampai hari akhir.

Saudara-saudaraku semoga setiap waktu dan hari-hari yang kita jalani semakin menyadarkan kita pada kehambaan diri ini kepada Allah SWT. sehingga setiap amal perbuatan baik yang dilandasi ketulusan dan keikhlasan kepada Allah diterima disisi-Nya. Amin Yaa Robbal ‘Alamin. Saudara-saudaraku, adalah sebuah keberuntungan jika dapat benar-benar menyadari kehambaan diri kita kepada Allah SWT. Sebab jika telah muncul kesadaran itu bukan hanya gerak tubuh kita yang menunjukkan kehambaan kepada Allah, tapi lebih penting lagi adalah hati kita.
Saudaraku sekalian yang dirahmati Allah SWT !
Didalam Al-Qur’an Al-Karim surat Al-A’raaf ayat 172 Allah SWT telah menegaskan bahwa Allah telah mengambil janji persaksian pada ruh-ruh kita dahulu saat Dia akan meletakkan kehidupan pada jasad ini, firman-Nya:

{...Dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman): ”Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” mereka menjawab, ”Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami bersaksi ”}.

Jadi dahulu kita telah berjanji untuk menjadikan Allah SWT sebagai Rabb kita, sehingga kalimat syahadat atau tahlil yang kita nyatakan sejatinya adalah bentuk ikrar pemantapan kembali janji kita untuk menghamba hanya kepada Allah SWT. Hal inilah yang mesti kita sadari. Ini penting, sebab jika kesadaran seorang hamba telah tumbuh / hidup, maka jadilah dalam jiwanya seruan:

tidak ada yang dicari selain rahmat Allah, tidak ada yang disembah selain Allah, tidak tujuan dan dambaannya selain ridho Allah SWT.
Saudara-saudaraku sekalian !
Kini pertanyaannya, dengan apa kita menggapai ridho Allah SWT ? jawabnya, dengan iman dan amal shalih.

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT !
Hidup yang kita jalani ini adalah berbilang hari, bulan, dan tahun, silih berganti; ada senang ada susah, ada bahagia ada nestapa, ada kemudahan ada kesukaran semuanya itu harus dapat kita sikapi dengan kekuatan iman kepada Allah SWT. Saat diberi kesenangan / kenikmatan iman kepada Allah harus berperan dalam hati kita, saat diberi kesusahan dan musibah pun iman kepada Allah harus kita munculkan. Sayang sekali akhir-akhir ini kita mendapatkan informasi dari media televisi, bahwa di daerah jombang Jawa Timur, ada gambaran ribuan orang-orang Islam yang beramai-ramai mendatangi dukun cilik karena percaya betul pada pengobatan tidak logis yang ia berikan. Terlepas dari sisi perihal pelayanan kesehatan daerah, hal ini adalah contoh bagi kita bagaimana jika iman mengeropos dan luntur dari jiwa, atau iman tidak lagi memainkan peranan dalam hati saat Allah memberikan ujian-ujian kehidupan. Dan satu hal, ini pelajaran dari Allah SWT untuk kita semua. Firman Allah SWT pada sebuah ayat setelah ayat kursi:

{Sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan petunjuk/jalan yang benar dari jalan yang sesat. barangsiapa yang ingkar dengan thaghut, dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang teguh dengan tali yang kuat yang tidak akan putus}.(Qs.Al-Baqarah:256).


{Milik-Nyalah(Allah) kerajaan langit dan bumi dan hanya kepada-Nya dikembalikan segala urusan}.(Qs. Al-Hadid:5}


{Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul mengajak kamu beriman kepada Tuhanmu ? Dan Dia telah mengambil janji (setia)mu, jika kamu orang-orang yang mukmin}.(Qs.Al-Hadid: 8).

Saudara-saudaraku, jadi iman kepada Allah lah yang Allah minta dari kita atas janji setia kehambaan kita, dan hal itu agar kita senantiasa berada dijalan petunjuk-Nya serta mendapatkan keridhoan dari-Nya, dan dengan iman akan muncul dan tumbuh subur ketakwaan kepada Allah SWT.
Saudaraku sekalian yang dirahmati oleh Allah SWT ! setelah iman kepada Allah, maka sebagai hamba-Nya kita pun mesti membuktikannya dengan beramal shalih. Adapun amal shalih, ia tumbuh dari akhlak mulia, baik akhlak mulia / adab kepada Allah maupun kepada sesama mahluk Allah SWT. Sebagai contoh sederhana, saat kita memasuki masjid lalu shalat dua raka’at atau duduk diam berzikir adalah akhlak kepada Allah SWT, sebab masjid ialah rumah Allah Sang Pencipta kita yang sudah sepantasnya bila kita hadir didalamnya dengan penuh khusyuk, tawadhu, dan khudu’. Dan Allah Maha Melihat segala perbuatan kita.
Adapun diantara akhlak pada sesama manusia yang sangat disenangi Allah SWT adalah sebagaimana firman-Nya:

{Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu}

Dengan kata lain jika ada suatu kebaikan datang kepada kita dari orang lain, maka hendaknya kita membalasnya dengan yang lebih baik atau yang sepadan dengan kebaikannya.
Adapun jika kita mendapatkan keburukan, kejahatan, atau gangguan dari orang lain, maka Allah SWT memerintahkan kita agar menolaknya dengan sikap yang lebih baik, yakni memaafkan. sebagaimana firman-Nya:

{Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu, dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumiyang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. yaitu orang-orang yang berinfak , baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang berbuat kebaikan}. (Qs.Ali Imran:133-134).

Saudaraku sekalian yang dirahmati Allah !, dengan kedua akhlak mulia inilah akan terjalin suasana yang kondusif penuh dengan kedamaian dan persaudaraan. Sebaliknya jika kita tidak melakukan kedua akhlak mulia ini, maka akan muncul benih-benih permusuhan, persengketaan atau bahkan terjadi perkelahian antar orang-perorang, antar golongan, antar suku, antar pemuda, antar penduduk dan seterusnya.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah SWT !
Dari uraian tadi jadi jelaslah bahwa untuk menggapai ridho Allah SWT, kita memerlukan iman dan amal shalih yang tumbuh akhlak mulia. Sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla dalam Al-Qur’an surat Al-bayyinah ayat 7-8:

{Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik mahluk. Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka ridho kepada-Nya Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya}.

Sehingga jika sebuah pertanyaan muncul dalam hati, yakni bagaimanakah agar Allah ridho kepada kita ? maka jawabnya dari ayat tadi ialah kita mesti ridho pula dengan Allah SWT sebagai Rabb kita, lalu kita beriman kepada-Nya dan mengerjakan amal-amal shalih yang diperintahkan-Nya. Mudah-mudahan kita semua dibersihkan hati kita oleh Allah SWT dan digolongkan-Nya kedalam golongan orang-orang mendapatkan petunjuk serta keridhoan-Nya. Amin Yaa Robbal ’Alamin.
Wassalamu`alaikum Wr.Wb

0 komentar: