ILMIAWAN MUSLIM TEMPO DULU



Kalau kita mempelajari sejarah Islam maka akan terlihat semangat orang-orang Islam terdahulu dalam mencari ilmu, mereka belajar dari orang-ortang Syiria, dengan orang-orang Persia, dengan orang-orang India, dengan orang-orang Mesir kuno, juga dengan orang-orang Yunani dan lain sebagainya. Dengan demikian maka mereka telah banyak mengumpuylkan ilmu dari berbagai daerah seperti diatas. Malahan oleh khalifah Harun dari daulah Abbasiyah dan kemudian oleh khalifah Makmun, diperintahkan agar buku-buku yang ditulis dalam bahasa asing pada waktu itu disalin dan diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Hal ini dimaksudkan agar ilmu-ilmu yang pada waktu itu sudah dikembangkan diberbagai bagian dunia oleh berbagai bangsa itu dapat dikumpulkan untuk dipelajari dan dikuasai oleh orang-orang Islam.
Maka sejak itulah mulai bermunculan ilmuwan-ilmuwan Islam yang terkenal secara Internasional dan diakui karya-karyanya oleh seluruh dunia hingga kini, seperti :
1. Jabir Ibnu Hayyan
Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia. Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya.

2. Abu Yusuf Ya'cub Ibnu Ishak Al-Kindi
Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri.
Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.

3. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi
Orang Eropa menyebutnya dengan AlGorisma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu hitung. karena apa ? karena dia adalah seorang muslim yang pertama-tama dan ternama dalam ilmu Matematika, ilmu hitung. Bukunya yang terkenal berjudul Al-jabar Wal Muqobalah, kemudian buku tersebut disalin oleh orang-orang barat dan sampai sekarang ilmu itu kita kenal dengan nama AlJabar.

4. Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi
Hidup antara tahun 865-925 dan namanya dilatinkan menjadi Razes. Seorang dokter klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia.
Didalam penelitiannya pada waktu itu Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi sudah menggunakan peralatan khusus dan secara sistimatis hasil karyanya dibukukan, sehingga orang sekarang tidak sulit mempelajarinya. Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan pula proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya dan bukunya tersebut merupakan suatu buku pegangan Lboratorium Kimia yang pertama di dunia.

5. Abu Nasir Al-Farabi
Orang barat menyebutnya dengan ALFARABIUS. Ia hidup tahun 870-900 M dan merupakan tokoh Islam yang pertama dalam bidang Logika. Al Farabi juga mengembangkan dan mempelajari ilmu Fisika, Matematika, Etika, Filosofi, Politik, dan sebagainya.

6. Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina
Atau dikenal dengan nama Avicena, yang hidup antara tahun 980-1037 M. Seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais.
Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu, bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi.

Dan masih banyak lagi ilmuwan-ilmuwan muslim tempo dulu yang telah mengukir prestasi gemilang pada masanya..kini pertanyaan diarahkan kepada kita, bisakah kita menjadi muslim-muslim yang akrab dengan dunia ilmu atau berprestasi dengan ilmu ?...jawabannya ada pada diri kita sendiri.

Resensi buat film KCB

KETIKA CINTA BERTASBIH
film Indonesia pertama yang mengambil latar sepenuhnya di bumi Mesir

Jodoh itu ditangan Tuhan, namun manusia wajib berusaha dan berdoa. Itulah pesan yang ingin disampaikan Sutradara Chairul Umam. Dengan mengadaptasi sebuah novel best seller karya penulis besar Habiburrahman El Shirazy, ia berhasil menyuguhkan kepada penonton sebuah detail yang cukup mengagumkan dari pemandangan Mesir dengan Pyramid, Sphinx, Sungai Nil, Kota Alexandria, Banteng Qait Bait, dan juga indahnya laut Mediterania yang sungguh menakjubkan Semua itu ia rangkum dalam film drama religi terbarunya, KETIKA CINTA BERTASBIH. Dalam film ini, Chaerul seakan mengajak penonton menyelami dunia seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Mesir. Kebimbangan melanda diri Azzam, karena didalam ajaran Islam tidak mengenal istilah pacaran, yang ada hanyalah “ta’aruf”. Dan selama menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo, Azzam juga harus bekerja keras menghidupi ibu dan adik-adiknya di kampung. Berhasilkah Azzam menemukan jodoh lewat jalan yang ditetapkan ajaran agamanya tersebut?
Kejelian strategi rumah produksi Sinemart dengan memasang bintang-bintang baru memungkinkan karakter dalam film ini bisa secara bebas terbentuk. Ternyata tidak hanya para pendatang baru saja, dalam film ini juga bermain aktor dan aktris kawakan seperti Deddy Mizwar, Niniek L. Karim, El Manik, Slamet Raharjo, Aspar Paturusi dan juga Didi Petet. Uniknya lagi sang penulis Habiburrahman El Shirazy dan Tokoh Islam Prof.dr. Din Syamsudin seakan tidak mau ketinggalan untuk ikut ambil bagian meramaikan film ini.
Film yang paling ditunggu-tunggu tahun 2008 ini akhirnya dapat memunculkan wujudnya di pertengahan tahun 2009 ini. Setelah beberapa bulan dilewati dalam pengambilan gambar di bumi Mesir, seluruh kru dan para pemain dapat menghembuskan nafas lega ketika film ini rampung. Kabarnya, film ini merupakan gabungan dari dua novel KETIKA CINTA BERTASBIH karangan Habiburrahman El Shirazy yang belum cukup puas dengan mengadaptasi novel sebelumnya yang berjudul AYAT AYAT CINTA ke layar lebar arahan sutradara Hanung Bramantyo tahun 2008 lalu.
Film ini masih memakai strategi yang dimiliki AYAT AYAT CINTA sebelumnya, yaitu dengan merilis album soundtracknya terlebih dahulu sebelum filmnya beredar. Akan tetapi, kita telah dapat menyaksikan sebuah perjuangan cinta yang bertasbih di bioskop-bioskop tanah air mulai 11 Juni 2009 .